Jakarta (18/09/2019) - Dalam rangka mensosialisasikan secara luas program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk bekerjasama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya/ Jayakarta mengadakan kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) Tingkat Provinsi DKI Jakarta yang ditutup pada hari Rabu (18/09). Hal tersebut dilakukan untuk membantu pemerintah dalam upaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk agar terwujud penduduk tumbuh seimbang, kata Kepala BKKBN, dr Hasto Wardoyo dalam sambutannya di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran, Jakarta Pusat. Hasto menyampaikan bahwa proyeksi jumlah penduduk indonesia pada tahun 2035 diprediksi akan mencapai lebih dari 305,6 juta jiwa, sehingga 16 tahun yang akan datang jumlah penduduk Indonesia akan menjadi sangat besar dan keadaan tersebut tidaklah baik untuk perkembangan suatu bangsa. Maka dari itu, Hasto mengingatkan untuk serius dalam mengantisipasi dan mempersiapkan potensi yang diperlukan agar bonus demografi yang terjadi bukan menjadi suatu musibah, tetapi menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia. “Saatnya untuk kita mengarahkan investasi negara pada bidang kesehatan, pendidikan dan penyediaan lapangan kerja serta keluarga berencana khususnya pola asuh anak dalam keluarga serta menjadikan penduduk sebagai obyek dan subyek pembangunan nasional, yang berarti bahwa pembangunan yang tengah dilaksanakan haruslah berwawasan kependudukan”, kata Hasto. Sebagaimana yang dikatakan Hasto, bahwa kegiatan TMKK merupakan kontribusi pengabdian seluruh pihak untuk membangun penduduk Indonesia agar tumbuh seimbang dengan daya dukung yang tersedia, sehingga bangsa Indonesia secara keseluruhan akan menjadi bangsa yang kuat, sejahtera, adil, dan makmur. “Diharapkan kedepannya program KKBPK akan bisa berjalan secara sinergis antar Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah Daerah, pihak swasta dan seluruh komunitas masyarakat yang ada di seluruh Indonesia”, imbuh Hasto. Ia berterimakasih kepada semua pihak yang mendukung sosialisasi program KB. "Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan Kodam Jaya yang sudah terlibat langsung dalam kegiatan penggalakkan KB ini, salah satunya juga telah tercapai nya target TFR 2,1 di DKI Jakarta yang dapat menjadi barometer bagi Provinsi-provinsi lain di Indonesia," kata dia. Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutan penutupan kegiatan TMKK mendorong warga ikut program Keluarga Berencana untuk membangun keluarga yang berketahanan dan sehat. "Kita menyadari pentingnya program KB untuk bisa membangun keluarga yang berketahanan, keluarga yang sehat, yang anak-anaknya tumbuh berkembang, dan nantinya bisa menjadi pribadi-pribadi mandiri yang memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Anies. Menurut Anies untuk menjaga proses berkembangnya anak tergantung pada perencaan yang baik dan terukur sehingga program KB menjadi penting untuk mengukur pertumbuhan anak. "Itu semua tidak terjadi otomatis, itu semua hrs dengan perencanaan yang baik, dan KB adalah salah satu langkah awal untuk bisa menuju ke sana," kata dia. Anies mengaku selalu aktif dalam mengkampanyekan program tersebut. "Jadi memang kegiatan keluarga berencana sangat penting, pas sekali kepala BKKBN kepala dokter kebidanan. Kami pribadi KB, sangat dekat. Nenek saya pendiri PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)," kata Anies. Anies mengenang neneknya yang ikut berkampanye program KB pada tahun 1950-an. Menurutnya, saat itu program tersebut mendapat banyak penolakan. "Tahun 50-an KB merupakan sesuatu yang asing. BKKBN baru ada tahun 70. Nenek saya anaknya 11, bicara KB sangat kredbel. Beliau bilang jangan alami apa yang saya alami," jelas Anies. Terkait program KB, Anies mengatakan tantangannya bukan hanya soal keluarga baru. Tapi juga keluarga yang bermigrasi ke Jakarta. "Tantangan kita bukan saja menjangkau keluarga yang tumbuh besar di Jakarta. Tapi juga keluarga yang bermigrasi ke Jakarta," tuturnya. Anies siap membantu program KB tersebut dengan sinergi data. Warga akan dilibatkan dalam pengumpulan data kependudukan. "Ke depan kita laksanakan, ujung tombak semua kegiatan yang bermuara di keluarga. Bahkan pengumpulan data, kita meminta bantuan dasawisma bantuan di wilayah," terangnya. Lebih lanjut, Anies menyampaikan jika Pemprov DKI Jakarta siap untuk berkolaborasi dengan siapa saja dalam rangka mengentaskan masalah kependudukan dan kesehatan masyarakat di Ibu Kota. Pemprov DKI Jakarta saat ini telah bekerja sama dengan pegiat Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam pengumpulan data masyarakat, maupun pemanfaatan teknologi digital di tingkat puskesmas seperti aplikasi E-Jiwa untuk mendeteksi dini masalah kesehatan mental setiap orang. Sejalan dengan Gubernur Anies, Hasto mengatakan bahwa jarak kehamilan ternyata sangat mempengaruhi mental anak setelah lahir. Hasto mengungkapkan jarak kelahiran antara anak satu dengan lainnya yang terlalu dekat bisa menyebabkan anak mengalami gangguan mental emosional. Dia menjelaskan beberapa contoh dari gangguan mental emosional yang bisa terjadi adalah kleptomania, megalomania, anxiety, dan kelainan seksual voyeurisme. Ia menyampaikan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia 8,1 persen salah satu faktornya dikarenakan jarak kehamilan terlalu dekat. "Tiap 100 orang di Indonesia, gara-gara hamil jaraknya dekat, delapan orang anaknya agak error sedikit karena gangguan mental emosional," katanya. Hasto mengatakan gangguan mental emosional bisa disebut sebagai gangguan jiwa ringan. Oleh karena itu, Hasto menyampaikan pentingnya menjaga usia kehamilan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. "Untuk menghasilkan produk manusia unggul dipengaruhi dari jarak kehamilan satu dengan yang lain," kata Hasto. Kegiatan diakhiri dengan peninjauan kegiatan Stand Pelayanan KB, Stand Poktan dan Posyandu, Stand Pengobatan Umum dan Pemeriksaan Kesehatan, serta Stand Edukasi Kesehatan Reproduksi. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Aster Kodam Jaya/Jayakarta, Ketua TP PKK Provinsi DKI Jakarta, Deputi bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Walikota Kota Jakarta Pusat, Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Kepala OPD se-DKI Jakarta, serta Perwakilan LSM dan Organisasi Swasta. (HUMAS) Sumber : https://www.bkkbn.go.id/detailpost/kepala-bkkbn-dan-gubernur-dki-jakarta-siap-berkolaborasi-menyukseskan-program-kb Tanggal : 19 September 2019